Senin, 16 April 2012

HARGAILAH WAKTU SAUDARAKU...


Bila kita perhatikan, sebenarnya Islam lebih besar memberi perhatian terhadap waktu. Allah sendiri bersumpah dengan keseluruhan waktu yang ada; demi waktu subuh, demi waktu dzuha, demi waktu siang, demi waktu sore, demi waktu malam dan semisalnya. Semua ini menegaskan betapa bernilainya waktu. Islam tidak memandang waktu sekedar bernilai uang seperti di Barat, tapi ibarat nyawa. Waktu adalah hidup. Waktu lebih berharha daripada emas dan perak. Waktu lebih tinggi dan berharga daripada ketenaran dan kedudukan.
Waktu adalah pedang jika kamu tidak menebasnya ia akan menebasmu.
Ironisnya, mayoritas kaum muslimin lebih sering merasa kehilangan barang atau uang daripada kehilangan waktu. Padahal setiap saat ia kecolongan waktu terus-menerus. Akibatnya, kaum muslimin banyak kehilangan kesempatan untuk melakukan yang terbaik untuk pribadi dan agamanya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang manusia sering dilalaikan (rugi) di dalamnya yaitu sehat dan waktu luang (kesempatan).” (HR. Bukhari dan Ahmad dari Ibnu Abbas radliyallah ‘anhuma).
Akibatnya, kaum muslimin banyak kehilangan kesempatan untuk melakukan yang terbaik untuk pribadi dan agamanya.
Menurut Ibnu Baththal rahimahullah, “makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidak akan memiliki waktu luang sehingga ia berkecukupan dan sehat badannya. Siapa yang mendapatkannya hendaknya ia berusaha agar tidak melalaikannya dengan meninggalkan syukur kepada nikmat-nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepadanya. Di antara bentuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah- perintah Nya dan mejauhi larangan-larangan Nya. Siapa yang melepaskan semua ini ia tertipu (rugi).”
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, “barangsiapa menggunakan kedua nikmat tersebut dalam kemaksiatan kepada Allah, maka ia telah tertipu (rugi).”
Waktu tidak akan kembali
Waktu tidak mengenal kembali barang sesaat. Setiap menit, jam, hari, minggu, bulan, atau tahun yang telah berlalu tidak akan kembali lagi. Kita tidak akan menjumpainya untuk kedua kalinya. Kita sering mendengar syair-syair yang berharap agar masa muda kembali barang sesaat dan mereka akan berbuat yang terbaik untuk umat ini. Tapi, sayang waktu memang tidak akan pernah berulang.
Imam Al Hasan Al Bashri mengatakan, “demi Tuhan yang jiwaku berada di genggaman-Nya, tidaklah pagi hari muncul kecuali dia akan berseru, “hai anak Adam, gunakanlah aku sebaik-baiknya, karena demi Allah, aku tidak akan kembali kepadamu hingga hari kiamat.”
Waktu berkata,”hai anak Adam, gunakanlah aku sebaik-baiknya, karena demi Allah, aku tidak akan kembali kepadamu hingga hari kiamat.”
Ratapan ahli neraka agar dikembalikan lagi ke dunia barang sesaat untuk berbuat baik tidak akan pernah terpenuhi, karena waktu tidak akan kembali. Kesempatan tidak akan berulang.
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang dzalim seorang penolongpun.” (QS. Faathir: 36-37)
Sedangkan terhadap orang beriman yang kurang menghargai waktu, Allah menjelaskan, ” . . . lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munafiqun: 10-11)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “setiap yang menyia-nyiakan kesempatan beramal shalih akan menyesal ketika datang kematian. Ia meminta dipanjangkan waktu walau sebentar untuk bertaubat dan mendapatkan kembali apa yang telah luput darinya. Tidak mungkin bisa, yang lalu telah berlalu, telah datang apa yang harus datang. Dan setiap orang menyesal sesuai dengan penyia-nyiannya.”
Setiap yang menyia-nyiakan kesempatan beramal shalih akan menyesal ketika datang kematian. Ia meminta dipanjangkan waktu walau sebentar untuk bertaubat dan mendapatkan kembali apa yang telah luput darinya. . .
Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, dari Ibnu Abbas rahimahullah, “barangsiapa yang memiliki harta yang sudah bisa menyampaikannya untuk berhaji ke Baitullah atau mewajibkannya zakat, tapi tidak melaksanakannya, ia akan minta raj’ah (dikembalikan lagi ke dunia) ketika sudah mati.” Ada seorang berkata, “wahai Ibnu Abbas bertakwalah kepada Allah! sesungguhnya yang minta dikembalikan lagi ke dunia adalah orang kafir.” Ibnu Abbas berkata, “aku akan bacakan kepadamu ayat Al Qur’an tentang hal itu.” Kemudian beliau membaca ayat di atas.
Waktu adalah kehidupan
Waktu adalah hidup yang sesungguhnya. Manusia memiliki sejumlah kewajiban berkenaan dengan waktu. Dari mulai harus menjaganya, mengisinya dengan perbuatan baik, dan selalu memperhatikannya agar jangan sampai ia lolos darinya barang sesaat.
Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu berkata, “sesuatu yang aku sesali adalah jika dari pagi hari sampai matahari tenggelam amalku tidak bertambah sedikitpun padahal aku tahu saat itu umurku berkurang.”
Imam Hasan Al Bashri pernah berkata, “wahai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan dari hari-hari. Jika berlalu satu hari berlalu juga satu bagian dari dirimu.” (Al Hilyah: 2/148 dan dalam Siyar A’lam Nubala: 4/585).
wahai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan dari hari-hari. Jika berlalu satu hari berlalu juga satu bagian dari dirimu.” Al Hasan Al Bashri
Beliau berkata lagi, “aku mengenal beberapa kaum yang menjaga waktu mereka lebih cermat daripada apa yang kalian lakukan dalam menjaga dinar dan dirham kalian.”
Ibnu Masud radliyallah ‘anhu berkata lagi, “sungguh saya benci melihat seseorang yang menganggur, tidak mengerjakan urusan dunia maupun akhirat.”
Ibnu Umar radliyallah ‘anhuma juga pernah berpesan, “Jika engkau berada di waktu sore jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu waktu pagi jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu dan pergunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematimu.” (HR. Bukhari)
Cara memanfaatkan waktu
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3)
Waktu tidak boleh luput dari empat hal: Iman, amal shalih, saling menasihati dalam menetapi kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran. Empat perkara yang tidak boleh lenyap dalam diri anak Adam jika ingin sukses hidupnya. Atau dengan ungkapan ringkasnya harus diisi dengan ibadah kepada Allah, “dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al Hijr: 99)
Seorang muslim tidak punya waktu libur sepanjang malam dan siang. Dia tidak punya libur dan cuti sebelum melangkahkan kakinya ke dalam surga. Malaikat pencatat amal akan senantiasa menuliskan amalnya, yang baik maupun yang buruk.
‘Atha bin Rabbah pernah berkata kepada sekumpulan pemuda yang dilaluinya, sementara mereka dalam keadaan diam tidak melakukan apa-apa, “mengapa kalian bertasbih dan berdzikir? Apakah kalian lupa bahwa malaikat mencatat semua amal perbuatan yang kalian lakukan?.”
jangan sia-siakan waktu dengan berleha-leha karena kaki kita belumlah menapak di surga.
Setiap detik yang berlalu dari kehidupan kita akan dilakukan perhitungan terhadapnya di sisi Allah.
Oleh karenanya, jangan sia-siakan waktu dengan berleha-leha karena kaki kita belumlah menapak di surga. Setiap detik yang berlalu dari kehidupan kita akan dilakukan perhitungan terhadapnya di sisi Allah.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.” (QS. Al Mukminun: 115-116)
(PurWD/voa-islam.com)

Jumat, 30 Maret 2012

SEJARAH SINGKAT IMAM BUKHARI...


Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju’fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo’a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.
Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yang waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni dan lain-lain, juga dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), namun menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dalam bukunya “Islam in the Sivyet Union” (New York, 1967), pemeluk Islamnya masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yang pemeluk Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan, India dan Cina.
Karya-karya Imam Bukhari
Karyanya yang pertama berjudul “Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien” (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab “At-Tarikh” (sejarah) yang terkenal itu. Beliau pernah berkata, “Saya menulis buku “At-Tarikh” di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama”.
Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami’ ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al ‘Ilal, Raf’ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du’afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami’ as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari.
Dalam sebuah riwayat diceritakan, Imam Bukhari berkata: “Aku bermimpi melihat Rasulullah saw., seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta’bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami’ As-Sahih.”
Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dalam kitabnya tersebut, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya.
Imam Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan lainnya, menyaringnya dan memilih mana yang menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: “Aku susun kitab Al Jami’ ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun.”
Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya, diantaranya adalah Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Imam Muslim menceritakan : “Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur yang memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya.” Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli (guru Imam Bukhari) berkata : “Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya.”

Sabtu, 10 Maret 2012

HARAPAN SEORANG IKHWAN KEPADA TULANG RUSUKNYA


Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran
‎” Harapan Seorang Ikhwan kepada Rusuk kirinya “
Ya Allah.. Engkaulah sebaik-baik tempat mengadu segala resah diri ,sebaik-baik tempat berkeluh kesah.. Maka izinkanlah aku menyampaikan pesanku kepada dia pasangan hatiku, Sampaikan padanya tentang semua yang saat ini ku rasa..
Assalamu’alaikum rusuk kiriku..???
Apa kabar calon makmum ku??? Wanita pilihan Allah untukku..
Siapa dan dimana engkau aku tidak pernah tahu.
Apakah kamu seorang wanita shaliha,atau seorang wanita yang sedang menyesali dosa-dosanya di masa lampau dan memulai perbaikan,ataukah seorang wanita yang enggan menutup auratnya dan gemar berikhtilat dengan lawan jenisnya??
Jika kau wanita shaliha.. Syukur pada Allah Ta’ala karena menghadiahkan bidadari dunia untuk mendampingi perjuanganku meraih ridha-Nya.
Namun jika kau adalah wanita yang dalam tahap perbaikan,aku pun bahagia sayang..karena dengan begitu aku pun akan mendapatkan Wanita shaliha pula, teruslah berjuang dalam perbaikan, jika tiba saatnya kita di pertemukan dan disatukan dalam ikatan suci, kita berdua akan berjuang bersama memperbaiki kesalahan yang telah lalu..
Namun jika kau adalah wanita yang masih enggan menutup aurat,enggan memperbaiki diri, dan gemar bercampur baur bebas tanpa batas dengan Lelaki, semoga engkau segera bertaubat ya ukhty… kasihanilah dirimu sendiri,engkau permata yang amat berharga jika kecantikanmu tetap kau jaga, jadikan taqwa sebagai pakaianmu dan malu sebagai perisainya.
Jika kau inginku imam yang baik mampukah kamu jadi makmum yang baik??
Ukhty.. tahukah apa yang aku takutkan jika engkau tak bisa menjadi makmum yang baik, bagaimana aku mempertanggung jawabkan kepemimpinanku kepada Allah??
Ukhty..
Sebelum menikah engkau menjadi tanggung jawab orang tuamu.
Namun setelah menikah engkau akan menjadi tanggung jawabku sepenuhnya..
Maka dari itu ukhty, jangan mudah tergoda oleh serigala berbulu domba..
Jangan mudah tertipu bisikan nafsu yang kau sangka bisikan cinta..
Jika Aku adalah calon imammu.. Tidak mungkin aku merusakmu
Karena aku mencintaimu, aku tidak akan mempermainkanmu..
Karena aku mencintaimu, aku tidak akan mengucapkan janji-janji tak pasti..
Karena aku tahu engkau adalah untukku.. Maka, aku hanya akan datang dengan lamaran.. bukan mengajakmu pacaran.
Jangan salah memilih Imam ukhty..
“Pilihan Allah tak selalu seindah inginmu,namun itulah pilihan-Nya,pilihan-Nya adalah yang terbaik untuk kita. Mungkin kebaikan itu tidak pada wanta yang terpilih itu melainkan jalan yang kita pilih, atu mungkin kebaikan itu tertletak pada kesabaran dan keikhlasan kita menreima segala Ketentuan-Nya”
di dedikasikan untuk calon bidadari

CIRI-CIRI ISTRI IDAMAN SUAMI

Ciri-ciri Wanita Solehah IDAMAN LELAKI...
kemarin kita dah bahas ttg lelaki idaman bagi wanita shalihah..kini engkau wahai akhwat yuk pantengin...
Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wata’ala yang mulia. Karakteristik wanita berbeda dari laki-laki dalam beberapa hukum misalnya aurat wanita berbeda dari aurat laki-laki. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam islam adalah wanita muslimah yang sholihah.

Wanita muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah wanita muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang tidak sholihah. Allah Subhaanahu wata’ala sangat memuji wanita muslimah, mu’minah yang sabar dan khusyu’. Bahkan Allah Subhaanahu wata’ala mensifati mereka sebagai para pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An Nisa’:34)

Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling berharga, sebaik-baik perhiasan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.”

Alangkah indahnya jika setiap muslimah menjadi wanita yang sholihah, idaman setiap suami. Oleh karenanya seyogyanya setiap wanita bersegera untuk memperbaiki diri dan akhlaqnya agar menjadi wanita yang sholihah. Oleh karena itu kita harus mengetahui sifat dan ciri-ciri wanita sholehah, di antaranya:

1. Pertama
Wanita muslimah adalah wanita yang beriman bahwa Allah Subhaanahu wata’ala adalah Rabbnya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi-Nya, serta islam pedoman hidupnya. Dampak itu semua nampak jelas dalam perkataan, perbuatan, dan amalannya. Dia akan menjauhi apa-apa yang menyebabkan murka Allah, takut dengan siksa-Nya yang teramat pedih, dan tidak menyimpang dari aturan-Nya.

2. Kedua
Wanita muslimah selalu menjaga sholat lima waktu dengan wudlu’nya, khusyu’ dalam menunaikannya, dan mendirikan sholat tepat pada waktunya, sehingga tidak ada sesuatupun yang menyibukkannya dari sholat itu. Tidak ada sesuatupun yang melalaikan dari beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’ala sehingga nampak jelas padanya buah sholat itu. Sebab sholat itu mecegah perbuatan keji dan munkar serta benteng dari perbuatan maksiat.

3. Ketiga
Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhaanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut. Allah berfirman:

Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)

4. Keempat
Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya, seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إذا صلحت المرأة خمسها وصامت شهرها وأطاعت زوجهادخلت جنّة ربّها (رواه أحمد وطبراني)

5. Kelima
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.

Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)

6. Keenam
Wanita muslimah tidak berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki bukan mahramnya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad)

Dia dilarang bepergian jauh kecuali dengan mahramnya, sebagaimana pula dia tidak boleh menghadiri pasar-pasar dan tempat-tempat umum kecuali karena mendesak. Itupun harus berhijab. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya: “Seorang wanita dilarang mengadakan suatu perjalanan sejarak sehari semalam keculai disertai mahramnya” (Mutafaq Alaih)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Diizinkan bagi kalian keluar rumah untuk keperluan kalian (wanita)” (Mutafaq Alaih)

7. Ketujuh
Wanita muslimah adalah wanita yang tidak menyerupai laki-laki dalam hal-hal khusus yang menjadi ciri-ciri mereka.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki”

Juga tidak menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal-hal yang menjadi ciri khusus mereka, baik berupa pakaian, maupun gerak-gerik dan tingkah laku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من تشبه بقوم فهو متهم(رواه أحمد، أبودٰود وغيره)

8. Kedelapan
Wanita muslimah selalu menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita dengan kata-kata yang baik, baik berkunjung kepadanya, berhubungan telepon dengan saudara-saudaranya, maupun dengan sms. Di samping itu, dia mengamalkan apa yang dikatakannya serta berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

9. Kesembilan
Wanita muslimah selalu menjaga hatinya dari syubhat maupun syahwat. Memelihara matanya dari memandang yang haram. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 31)

Menjaga farjinya, memelihara telinganya dari mendengarkan nyanyian dan perbuatan dosa. Memelihara semua anggota tubuhnya dari penyelewengan. Ketahuilah yang demikian itu adalah takwa. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

10. Kesepuluh
Wanita muslimah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-sia,baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), mencaci dan hal lain yang tidak berguna.
Semoga bermanfaat bagi diri pribadi dan sahabat ukhti fillah...
salam santun....