Sabtu, 24 September 2011

DUHAI CALON IMAMKU


Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh Amin... Ya Rabbal 'Alamin

(Ta'aruf Menuju Walimatul 'Ursy & OASE - Forum berbagi Masalah Pribadi dan Keluarga Islami)


Wahai Calon Imamku Dunia Akhirat.
Kau adalah nahkodaku,kemana kau mengarahkan haluan rumah tangga kita,di situ pula aku akan mengikutimu,Maka jadilah Imam yg baik utkku,Ajarkan aku mencintaimu Karena-NYA,Ridholah padaku,maka Rabb kitapun akan ridho padaku,Sesungguhnya Ridhomu adalah Ridho Illahi,Mudahkanlah jalanku ke Jannah-NYA,Karena bagiku kau adalah kunci Syurgaku
.




KETIKA CINTA MENERPA JIWA


 Untuk Cinta Yang Belum Halal ♥♥ Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Dikala cinta menyapa.... Dunia begitu indah berwarna... Bunga-bunga di hati bersemi... Harum mewangi bagai kasturi... Walaupun cinta tak berwujud... Namun ia menguasai hidup.. ♥♥ Tatkala hati tersentuh cinta... Walaupun cinta itu tak berwarna nyata... Tapi ia bernuansa biru di kalbu ... Wahai Sang Maha Pencipta cinta... Indahnya cinta adalah karunia-Mu.... Ajari kami hamba-hamba-Mu rasa bersyukur atas segala karunia-Mu.... Ajari kami bahasa cinta-Mu yang tulus... Ajari kami memaknai cinta-Mu yang damai dan penuh kasih agar bersemi di sepanjang musim tanpa pupus... Ya Allah... Teguhkanlah hati kami untuk mencintai-Mu dan mencintai Rasul-Mu di atas segala cinta... Ya Allah karuniakanlah kepada kami cinta hanya mengharapkan ridho-Mu ♥♥ Untukmu cinta....... Yang hadir di hati tanpa sebab,tanpa syarat,tak terbatas oleh ruang,waktu dan jarak yang membentang.... Andai benar cinta itu karena Allah biarkanlah Allah Sang Pemberi Cinta yang mengatur segalanya hingga keindahan itu datang pada waktunya. Jika kita mencintai seseorang belajarlah untuk lebih mencintai Sang Pemberi Cinta. Hati ini begitu mudah terbolak-balik maka serahkanlah rasa yang belum halal itu padaNya, titipkanlah padaNya karena hanya Allah sebaik-baik penjaga. Dikala hati resah memendam rindu.... Hiasi diri dengan taqwa, perbanyak shalat, dzikir, tilawah, shalawat, istighfar dan berbaik sangka, semoga Allah memberi jalan yang terbaik menurutNya..aamiin. 

taaruf Nitip dari teman, untuk saling mengingatkan Saudariku….sahabatku..ukhty muslimah…. Sungguhpun taaruf bukanlah sebuah permainan…. bukan sekedar coba-coba…bukan sekedar perkiraan… “hmm..siapa tau cocok…” “hmm…siapa tau jodoh…” “siapa tau…”siapa tau…’atau bahkan… ” Hmm….lumayanlah…buat hepi-hepian?” Astaghfirullah…. Sungguh…Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu….!!!! Bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH…OLEH ISLAM..adalah sebuah permainan iseng…permainan coba-coba…sebuah kesenangan terselubung…?????? Bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN…justru tanpa disadari masuk dalamPACARAN tersebut… Bagaimana mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci…suatu ikatan yang mahal harganya…sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja…siapa saja yang mau…siapa saja yang ada…atau sebuah iseng-iseng berhadiah…?????????????? Dengan perkataan… “coba ah…sama dia…siapa tau…hehehe..???????????” TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH SEPERTI ITU….!!!!!!! TAARUF ITU SUNGGUH SUCI…!!! Sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya… Saya bukan siapa-siapa…bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam dengan masalah ini…. Tapi…sungguh miris hati saya ketika melihat realita…taaruf seakan jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran…!!! Akibatnya…??? taaruf tiada bedanya dengan pacaran…??? Lalu…??? taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan “selimut Islami…”???????? Jika pacaran yang dibicarakan adalah…(hmm..mungkin ..^^) “sayang…ketemuan yuk…” Taaruf… “ukhty…sholat tahajud dulu…??????????” Jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan “sayang…aku cinta kamu…” Taaruf …?? “ukhty…sungguh hati ini mencintaimu karena Allah…????” Sms-sms penuh perhatian…tiap hari…tiap jam… Telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari… Chatting..??? YANG DIBICARAKAN…??????? hmm..tidak jauh beda…!!! Kiranya semuanya telah tau… Bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki… Namun…saya wanita…dan ukhty pun wanita… Tapi kita juga tau…bahwa perhatian laki-laki…kasih sayangnya…sikap melindunginya…kesetiaannya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi seorang wanita… Mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata… inta itu tumbuh karena terbiasa terbiasa dekat, terbiasa ada, terbiasa bersama, terbiasa berantem..hhe, terbiasa saling menyapa, terbiasa diberi perhatian, terbiasa saling mengobrol…hmm… Cinta itu teramat bening… Saat ini tiada apapun namun perlahan tanpa kita sadari dia sudah menjalar ke seluruh bagian jiwa kita, menguasai kita… Awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya ,terganggu oleh sms-sms isengnya. Terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya, namun tanpa kita sadari saat ia tiada saat sms tak kunjung tiba saat telepon tak berdering lama, akan ada perasaan kehilangan, setiap saat melihat ke HP menunggu deringnya setiap saat melongok ke komputer menunggu onlinenya. Dan itukah? Itukah saudariku? Yang dinamakan dengan “MENCINTAI KARENA ALLAH?” Itukah? Ya akhi, para ikhwan, sungguh hati wanita ini lemah hati wanita itu mudah terjangkiti virus dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta? Bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu menginginkan adanya kebersamaan, merindukan adanya kasih yang tanpa akhir? Sementara….KITA BELUM HALAL….!!!!!! DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL….!!!!!! Sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu? Sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu? Sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai merindukanmu? Mulai berharap padamu? Tolong, kami hanya ingin menjaga diri. Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA. Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik. Ya akhi ikhwan calon pemimpin kami di masa depan. Jika engkau benar-benar serius mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik internetmu? Bersembunyi dibalik HPmu? Bersembunyi dalam kata-katamu? Kita sudah lelah dengan semua itu. Sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE yang hanya berani di dunia maya yang hanya berani di dunia sms dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok. Jika engkau memang sungguh serius. DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI!!! JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG!!! DIHADAPAN KAMI…!!!! JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG….!!!! Kami wanita ingin pemimpin yang berani. Kami wanita yang ingin menjaga diri. Kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu, janji gombal Kami wanita yang ingin laki-laki yang halal. DENGARLAH AKHI…KAMI WANITA YANG BERBEDA!!! PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN. DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA…!!! Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana. Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain,dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu. Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat. Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak. Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga. ATAS NAMA TAARUF? MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA “mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf..” maka, wanita akan menjawab, suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami, akan kami layani kebutuhannya, akan kami tunggu kehadirannya, akan kami berikan jiwa kami, raga kami. Bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami meski hanya dalam rangka taaruf? Suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami, penjaga kami, pelindung kami, Bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan, meski hanya sebatas tukaran biodata? Mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga, ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami. Bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya sebatas kata…”baik saya setuju…taarufan…” Ya akhi, saudaraku, para ikhwan. JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI! KETAHUILAH…KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA! Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (Al Baqarah, 2: 45) 

Senin, 19 September 2011

RESIKO MEMAAFKAN


Memaafkan itu sedekah
Memaafkan itu mengundang Maghfirah-Nya
Memaafkan itu mengundang Rahmah-Nya
Memaafkan itu nikmat
Memaafkan itu lezat
Memaafkan itu melapangkan perasaan
Memaafkan itu melapangkan kesusahan
Memaafkan itu membuka pintu-pintu cinta
Memaafkan itu membuka pintu-pintu dunia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu bahagia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu surga
Memaafkan itu melepaskan masalah
Memaafkan itu melepaskan rasa susah
Memaafkan itu melepaskan rasa serba salah
Memaafkan itu melepaskan berbagai rasa resah
Memaafkan itu melancarkan pernapasan
Memaafkan itu melancarkan hubungan
Memaafkan itu menambah ketampanan
Memaafkan itu menambah kejelitaan
Memaafkan itu mengikhlaskan
Memaafkan itu menyehatkan
Memaafkan itu mendewasakan
Memaafkan itu mencerdaskan
Memaafkan itu membersihkan diri
Memaafkan itu mengundang rejeki
Memaafkan itu menenangkan hati
Memaafkan itu mengundang ridho Ilahi

BAHTERA CINTA


Sudah menjadi tuntutan fitrah manusia untuk menyukai lawan sejenisnya. Tidak ada yang dapat menolak dorongan fitrah ini kecuali ia akan merusak dirinya sendiri. Atau secara rahasia menyalurkannya melalui cara-cara yang keji dan hina. Allah telah memberi panduan kepada manusia untuk memenuhi hasrat ini melalui institusi perkawinan.
Memandangkan hubungan yang khas dan istimewa antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang diikat dengan tali perkawinan maka memilih calon hidup menjadi momen yang penting sekaligus genting bagi seorang Mukmin atau Mukminah yang ingin membentuk keluarga Al-Qur’an. Cita-cita mewujudkan keluarga Al- Qur’an akan lebih berhasil jika calon pasangan hidup yang dipilih mempunyai keinginan yang sama. Sudah pasti pasangan ini telah menyiapkan diri untuk mencapai matlamat tersebut. Inilah makna lain dari sekufu.
Tanpa proses dan kaedah pemilihan yang betul, mahligai rumahtangga Al-Qur’an juga sukar untuk ditegakkan dengan kukuh. Pada ketika inilah kekuatan dan hampirnya hubungan dengan
Allah amat membantu dalam menentukan pemilihan yang betul. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Mengetahui siapa pasangan yang terbaik bagi seseorang.
***
Ketika akad diucapkan dan tangan wali perempuan dijabat, maka bermulah babak baru dalam proses pembentukan keluarga Al-Qur’an. Episod yang sukar diduga. Pernikahan mengikat dua insan yang amat berbeda sama sekali. Berbeda pribadi, berbeda latar belakang, pengalaman hidup, kefahaman bahkan kebiasaan- kebiasaan yang dilalui dalam hidupnya. Ketika ini kekuatan akidah, pemahaman fikrah, keteguhan azam, kesabaran dan kedewasaan serta kematangan menjadi penting untuk menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut. Sekaligus menjadikan kedua pribadi yang berbeda itu saling lengkap melengkapi dan menguatkan antara satu sama lain. Bukannya saling memperlecehkan dan melemahkan.
Dalam mengayuh biduk kehidupan baru inilah, kesungguhan untuk menegakkan kehidupan al-Qur’an diuji. Pasangan ini mungkin boleh merancang untuk sama-sama menghidupkan malam dengan qiyamulail, memulakan setiap hari baru dengan dzikir, tadabur Qur’an sebelum meninggalkan rumah, muraja’ah kitab-kitab setiap kali ada kelapangan serta mengakhiri tirai malamnya dengan witir. Namun semua ini tidak semudah apa yang dirancangkan. Dalam realiti kehidupan tidak semua yang kita inginkan dapat kita realisasikan. Sekali lagi pemahaman, kedewasaan, pengalaman serta kesabaran dari kedua belah pihak memainkan peranan penting. Semuanya untuk memperteguhkan diri dengan azam yang telah disepakati. Tidak peduli ada dalam keadaan senang atau susah, sendirian atau bersama- sama.
Di sinilah ‘partnership’ (kerjasama) antara suami isteri menjadi modal penting. Suami sebagai ketua keluarga boleh tidak meletakkan kedudukan istri sekadar sebagai pengikut. Istri juga harus tampil sebagai rekan berbagi yang baik. Rekan berbagi yang dapat mendorong suamimya dalam kebaikan, mengingatkan jika terlupa atau lalai, bahkan menegur jika suami melakukan kesalahan.
Usaha untuk saling memperbetulkan ini, pasti akan membantu keluarga ini untuk terus istiqamah… merebut gelaran keluarga Al-Qur’an.
***
Allah Azza Wa Jalla mengajarkan sebuah doa yang indah berkaitan dengan hal ini ketika Dia menjelaskan tentang sifat-sifat ‘Ibadurahman, dalam firman Nya yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Rabb kami, anugerahkanlah kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati(kami) dan jadikanlah kami imam orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Furqan :74).
Usaha untuk membentuk keturunan yang menyenangkan hati, sesungguhnya bermula sejak penentuan siapa ibubapaknya. Kemudian pada saat menabur benih hingga tiba saatnya bagi manusia baru itu untuk melihat dunia. Tahap interaksi dan kedekatan hubungan dengan al- Qur’an, sekali lagi, memegang peranan penting dalam mencetak “buah hati” dengan konsep al- Qur’an sejak dini.
Kedua ibu bapak haruslah mengoptimakan tahun-tahun emas (golden ages). Yaitu ketika peringkat otak anak-anak tumbuh berkembang, yang membuatnya mampu menyerap maklumat secara efektif dan cenderung untuk kekal.
Pengalaman para penghafal Al-Qur’an menunjukkan betapa besarnya peranan orang tua terutama ibu untuk menanamkan al-Qu’ran di benak mereka semasa usia di bawah enam tahun.
Lingkungan juga mempengaruhi diri seseorang. Oleh itu ibu bapak harus memastikan anaknya berada di dalam lingkungan yang sehat. Baik dari segi jasad, fikrah maupun kalbu mereka.
Seorang hafidz, apabila ditanya apakah yang mendorongnya untuk menghafal al-Qur’an mengatakan bahwa minat ini timbul sejak kecil lagi karena dia senantiasa dikelilingi oleh orang-orang yang mampu menghafal al-Qur’an. Mereka ini tinggal di sekitar tempat tinggalnya.
Lingkungan yang paling dekat tentu saja keluarga sendiri. Maka ibu bapak harus terus menerus berusaha untuk menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya dengan perkataan dan perbuatan. Amatlah wajar sekiranya ibu bapak berusaha bersungguh-sungguh untuk menjadi teladan. Contohnya, dengan memperbanyakkan hafalan, mentadaburkan serta mengamalkannya.
Keluarga al-Qur’an. Bukan suatu yang mustahil. Dimana ada kemauan di situ ada jalan.  Rancanglah jalan-jalannya. Kuatkan azam bulatkan tekad. Iringkan doa….Insya Allah pertolongan Allah bersama kita.

WANITA, BENTENGI DENGAN AKHLAK MAHMUDAH


Seseorang yang memperhatikan realita kehidupan kita di jaman modern dengan penuh keyakinan dan ia memperhatikan dengan mata hatinya akan mendapati para wanita jaman sekarang ini akan dijadikan bidikan juga mangsa oleh musuh-musuh Islam.
Musuh-musuh Islam menjadikan wanita sebagai alat, agar dapat dijadikan mangsa sehingga wanita akan menjadi heran dan kebingungan, tentang apakah dia (si wanita) dapat memperoleh hidayah atau sebaliknya, terbawa oleh kehidupan yang modern di jaman sekarang ini.
Kita dapatkan banyaknya para wanita dan para gadis yang tertipu oleh kehidupan dunia, bahkan mereka jauh dari Islam, jauh dari Al-Qur’an, bahkan mereka sangat jauh dari tuntunan Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam. Banyak di jaman sekarang, para wanita yang mereka tidak mengenal Al-Qur’an, tidak bisa membaca Al-Qur’an, atau tidak mau mempelajari Al-Qur’an. Bahkan para wanita banyak yang tidak mengetahui tentang hukum-hukum Islam, hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah, dan kebanyakan mereka -kecuali orang-orang yang diberi rahmat Allah Ta’ala- sangat menyedihkan sekali sehingga mereka tidak mengetahui tentang hukum-hukum thoharoh (bersuci), yang dengannya ibadah yang dia lakukan menjadi benar. Dan yang sangat menyedihkan sekali, bahwa banyak wanita muslimah yang tidak mengetahui hukum-hukum sholat, padahal sholat merupakan tiang agama dan rukun Islam yang paling mulia setelah dua kalimat syahadat. Dan banyak di antara mereka yang tidak mengetahui ibadah-ibadah serta mu’amalah yang sebetulnya wajib bagi mereka untuk mengetahuinya.
Realita dan kenyataan seperti di atas, karena para wanita muslimah kehilangan jati diri mereka, kehilangan panutan dan idola yang sebetulnya harus mereka jadikan qudwah hasanah (suri teladan yang baik), yakni karena mereka tidak mau mempelajari dan tidak mau mengenal para Ummahatul Mukmnin (para istri Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam) dan para Shohabiyatur Rasul (para Sahabat-sahabat wanita yang hidup di jaman Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam. Kalau saja, para wanita muslimah mau mempelajari kehidupan mereka, mau mengenal mereka, niscaya para wanita di jaman sekarang tidak akan kebingungan dan tidak akan merasa kehilangan idola yang akan dijadikan panutan dalam kehidupannya sehari-hari.
Kajian Islam ilmiah disampaikan oleh Al-Ustadz Fuad Hamzah Baraba’, Lc. (hafidhohulloh). Kajian berjudul Kepribadian Seorang Wanita Muslimah Menurut Islam ini merupakan siaran radio live pada Senin, 28 Pebruari 2011.
Semoga dari kajian Islam ilmiah ini kita dapat memetik banyak hikmah dan pelajaran. Wallahul musta’an.

Sabtu, 17 September 2011

JADIKANLAH DUNIA DITANGAN KAMI


“Demi Allah, bukan kemiskinan yang saya khawatirkan atas kamu, tetapi saya khawatir kalau dunia ini terhampar luas bagimu, sebagaimana telah terhampar pada orang-orang sebelummu. Lalu kamu berlomba-lomba mengejarnya, sehingga membinasakanmu sebagaimana membinasakan mereka.”(HR. Bukhari-Muslim)
Kehidupan dunia setiap waktu menyibukkan manusia, hampir seluruh waktu tercurah untuknya. Ada yang terpaksa karena kondisi yang menghimpitnya, ada yang lengah lalai terpedaya, dan ada pula yang karena ketidaktahuan arti kehidupan yang dikaruniakan Allah kepadanya.
Padahal Allah telah berfirman; Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kamu memahaminya!” (Qs. 6:32)
Maka Rasulullah mengajarkan kepada umatnya : “Zuhudlah terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki orang lain, niscaya manusia mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah)
“Tidaklah dunia ini dibanding akhirat kecuali seperti sesuatu yang apabila salah seorang di antara kamu memasukkan jarinya ke dalam sungai, maka lihatlah apa yang tersisa (di ujung jari) ketika mengeluarkannya?” (HR. Muslim)
“Zuhud itu adalah menjadikan dunia di tangan, bukan di hati.” (Ali bin Abi Thalib) Cara menghadapi kehidupan dunia yang sementara ini, para sahabat Rasul yang muliapun telah banyak memberikan petunjuk.
Doa Abu Bakar ra: “Jadikanlah kami kaum yang memegang dunia dengan tangan kami, bukan hati kami.” Dan doa sahabat Umar bin Khattab: “Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan dia di lubuk hati kami.”
Suatu ketika Ibnu Abbas ra. Ditanya: “Bagaimana dengan orang yang memiliki harta sebesar 12.000 dinar?” Beliau menjawab: “Ia masih tetap zuhud, selama tidak sibuk dengan dunia.”
Salman al-Farisi ra. pernah meminta nasihat kepada Abu Bakar ra. Maka Abu Bakar berkata:“Allah telah membukakan dunia untuk kalian, tapi janganlah kalian ambil kecuali secukupnya saja.”
Pernah ditanyakan kepada Abu Hazim az-Zahid, “Apakah yang tuan miliki saat ini?” Beliau berkata: “Dua kekayaan, yang aku tidak takut miskin selama keduanya berada di sampingku, yakni yakin kepada Allah dan putus asa dari apa yang ada pada manusia.”
Lalu ditanya lagi” “Tidakkah tuan takut miskin?” Beliau menjawab: “Apakah aku takut miskin, padahal Tuhan Pelindungku yang memiliki seluruh isi langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di antaranya?” Fudhail berkata: “Pokok zuhud adalah ridha Allah swt. Orang yang menerima apa adanya, dialah orang yang zuhud dan dialah yang patut dikatakan orang kaya.”
Ibrahim bin Adham berkata: “Zuhud dikelompokkan menjadi tiga macam: zuhud fardhu, zuhud sebagai keutamaan dan zuhud sebagai keselamatan. Zuhud fardhu adalah zuhud terhadap
perkara haram, zuhud sebagai keutamaan ialah zuhud terhadap perkara halal dan zuhud sebagai keselamatan ialah zuhud dalam perkara syubhat.”
Hasan al-Bashri berkata: “Aku bertemu dengan banyak kaum dan bergaul dengan banyak golongan. Mereka tidak tertarik dengan kemewahan dunia yang semu dan tidak pula sedih atau kecewa atas menjauhnya kenikmatan dunia darinya. Dunia di matanya adalah tidak lebih derajatnya dari debu. Ada di antara mereka yang bertahan hingga menjelang usia senja, tetapi tidak pernah memiliki sepotong baju utuh untuk melindungi tubuhnya, tidak juga perabot rumah tangga yang paling murah sekalipun. Bahkan tempat tinggalnya beralaskan tanah beratapkan langit.
Bila malam menjelang, mereka berdiri di atas kaki-kaki telanjang. Air mata jatuh membasahi pipi, dengan bermunajat kepada Tuhan agar membebaskan leher-leher mereka dari jeratan api neraka. Jika mereka melakukan amal kebaikan, biasanya bersyukur dan tiada henti-hentinya memohon kepada Allah swt. agar menerima amalan itu.
Andaikata mereka telah melakukan perbuatan yang salah, dengan penuh penyesalan mereka meratapi diri dari dosanya dan memohon ampunan-Nya. Demikianlah pemandangan yang sering terjadi di dalam kehidupan orang-orang yang shaleh. Demi Allah, mereka tidak akan terbebas dan selamat dari perbuatan dosa melainkan dengan ampunan-Nya. Semoga rahmat dan ridha Allah meliputi mereka.”

~::*Mengelola Fitrah Cinta dan Kasih Sayang Karena Allah*::~



السلام عليكم ورحمة الله و بركاته
Allah memiliki sifat Ar-rahman dan Ar-rahim. Sifat ini paling banyak disebut karena mengatasi sifat lain. Allah sendiri menciptakan alam semesta agar makhluk-Nya bisa merasakan cinta dan kasih sayang-Nya.

Cinta dan kasih sayang sesama makhluk hanyalah fraksi kecil bila dibandingkan cinta dan kasih sayang Allah yang akan diungkapkan pada saatnya nanti. Dalam kumpulan hadits yang dibuat oleh Muslim Ibn al-Hajjaj al-Qusyayri, menyebutkan bahwa Allah memiliki seratus kasih sayang, dan satu di antaranya Allah bagikan kepada jin, manusia, dan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Sedangkan 99 kasih sayang Allah yang lain, Allah simpan untuk ditunjukan di hari kiamat kelak.

Manusia adalah makhluk spesial ciptaan Allah karena diberi potensi –berupa pemberian ruh langsung oleh Allah– untuk dapat meniru sifat-sifat mulia Allah. Hal ini Allah terangkan dalam surat Shaad ayat 72:

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.

Dalam surat tersebut, Allah meniupkan ruh-Nya kepada manusia. Sehingga, manusia memiliki fitrah untuk menyayangi dan mencintai kepada apa pun juga, seperti sifat Allah: Arrahman dan Arrahim.

Cinta dan kasih sayang ini juga bagian dari fitrah makhluk Allah sebagai sarana melanggengkan eksistensinya. Allah sendiri menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan agar bisa melanjutkan generasinya.

Manusia sendiri difitrahkan memiliki rasa cinta dan kasih sayang, khususnya kepada lawan jenis. Hal ini merupakan sunatullah dan tidak bisa dihindari. Namun, agama mengatur cara mengungkapkannya sesuai dengan ukurannya agar indah dan tidak merusak. Bagaimana pun, Allah menciptakan alam semesta ini sesuai dengan ukuran-ukurannya. Ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Hal ini sesuai dgn firman Allah dalam surat Al Qamar ayat 49:

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".

Cinta dan kasih sayang harus diungkapkan dengan baik dan benar sesuai dengan ukurannya. Bila tidak, bisa merusak. Aturan cinta dan kasih sayang ini perlu dipelihara, sehingga bisa terpelihara dan keindahannya selalu terjaga serta menjadi benteng yang kokoh.

Contohnya saja pada pasangan suami-isteri. Cinta dan kasih sayang bisa menjadi benteng yang sangat kuat untuk menghadapi cobaan dan ujian dari Allah. Bila kita mampu menjaga nuansa cinta dan kasih sayang, kita akan memiliki perlindungan yang baik untuk menghadapi tantangan besar dan badai kehidupan.

Namun, seringkali manusia tidak mengetahui hikmah yang tersembunyi di balik sebuah cobaan dan ujian. Terlebih lagi apabila seorang manusia telah menggunakan egonya. Biasanya mereka akan kalah dan cenderung mempertanyakan tentang ujian dan cobaan yang menimpanya.

Contohnya ketika seseorang mengungkapkan perasaannya ke lawan jenis yang disukainya. Kemudian mereka yakin bahwa hubungan mereka akan berujung di pelaminan. Namun, ternyata mereka putus di tengah jalan.

Fenomena ini biasa terjadi di masyarakat, tetapi orang seringkali kesulitan menyikapinya. Bila tidak hati-hati, bisa menyebabkan frustasi dan merasa dunia selebar daun kelor. Ekstremnya, hal ini bisa berpengaruh ke sendi-sendi kehidupan seseorang, misalnya bisa menyebabkan sekolahnya tidak selesai dan masuk rumah sakit karena masalah kejiwaan.

Sering kalahnya manusia dalam ujian dan cobaan cinta dan kasih sayang, merupakan kasus nyata yang biasa mendera kaum muda. Padahal, generasi muda sangat diharapkan oleh zaman sebagai agen perubahan. Sangat sayang apabila mereka harus hilang dalam perjuangan zaman hanya karena urusan cinta dan kasih sayang. Mereka hanya tidak mampu mengelola fitrah yang sangat mendasar ketika menghadapi ujian kehidupan.

Ketika kaum muda putus cinta, seolah-olah putus pula kesempatan mendapatkan kasih sayang dari lawan jenis. Padahal tidak. Kesempatan mereka untuk mendapatkan kasih sayang dalam koridor yang benar masih terbuka lebar.

Meskipun begitu, sebaiknya kaum muda mengharapkan cinta dan kasih sayang dari Allah. Cinta dan kasih sayang tertinggi dan terbaik dibandingkan cinta dan kasih sayang manapun. Kita pun seharusnya selalu berprasangka positif terhadap Allah. Sehingga mampu menjadikan kita menerima kenyataan apabila ungkapan cinta dan kasih sayang terhadap sesama terputus di tengah jalan.

Kita pun jangan sampai kehilangan pegangan hidup, yaitu Islam. Bagaimana pun, sesuatu yang kita peroleh adalah hasil terbaik yang diberikan Allah. Meskipun pada awalnya kita tidak memahami dan merasa sakit, tapi apabila kita percaya bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik, kita akan ikhlas menerimanya.

Lalu, bagaimana memelihara dan mengelola perasaan cinta dan kasih sayang yang baik terhadap lawan jenis?

Biasanya, sebelum berumah tangga, seorang pemuda selalu menggebu-gebu untuk segera menikah. Tetapi, setelah berubah tangga, akan terasa hambar karena semuanya sudah diketahui dan terbuka. Impian yang pernah dicita-citakan sebelum menikah dulu, seringkali kandas dalam pertikaian, kekerasan dalam rumah tangga, dan perceraian. Dalam hal ini, ada kegagalan dalam mengelola cinta dan kasih sayang.

Penyebab rangkaian masalah tersebut harus bisa ditemukan. Dalam hal ini, Rasulullah bisa menjadi suri tauladan dalam memelihara keharmonisan keluarga. Hal ini penting. Karena, dengan memelihara keharmonisan rumah tangga, sumber energi kehidupan kita tidak akan pernah habis. Kita akan selalu mendapatkan semangat dan optimisme.

Rasul sendiri selalu memberikan kehangatan kepada isteri-isterinya, terutama Aisyah. Beliau selalu bermain serta memuji Aisyah. Sederhana dan mudah dipraktekan untuk memelihara kehangatan. Misalnya saja dengan mengamalkan untuk mencium isteri 3 kali dalam sehari. Tidak perlu sembunyi-sembunyi. Kalau bisa, dihadapan anak-anak agar mereka bisa melihat bahwa orang tuanya harmonis.

Rasul juga selalu mencontohkan untuk menyampaikan kata-kata sugesti yang baik kepada isteri setiap hari seperti, “Kamu cantik sekali hari ini.” Rasul mencontohkannya dengan selalu memanggil Aisyah dengan julukan si “pipi merah”. Ekspresi seperti ini, meskipun tampak mengada-ngada, tetapi sungguh bagian dari doa yang terungkap dari dalam hati.

Sehingga tidak perlu membelikan alat-alat kecantikan yang mahal agar isteri menjadi semakin cantik dari hari ke hari. Cukup dengan memujinya setiap hari, maka isteri akan terlihat lebih cantik, meskipun semakin tua dari hari ke hari. Karena kecantikan isteri ada di dalam hatinya.

Amalan kebaikan ini akan selalu dilihat oleh Allah. Allah pun berjanji bila ada hambanya yang melakukan kebaikan dengan berusaha memelihara kasih sayang sebagai seorang suami karena Allah, Allah akan semakin mendekatinya. Bila hambanya mendekati dengan berjalan, Allah akan menjemputnya dengan berlari. Janji ini sepatutnya dijadikan motivasi bagi kita untuk selalu menjaga keluarga kita sebaik-baiknya.

"jangan menghabiskan cinta dan kasih sayang pada masa sebelum menikah.Masih ada perjalanan panjang dalam rumah tangga nanti".

Bagaimana pun, keluarga yang dibangun dengan cinta, akan membentuk masyarakat yang kokoh. Karena keluarga adalah pondasi dari sebuah masyarakat, dan nilai dari keluarga adalah cinta. Sehingga kita selalu dituntut untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah, wa rahmah apabila mendambakan masyarakat madani dan negara yang makmur.

CALON IMAMKU


Untukmu Calon Imamku yang Tertulis Di Lauhul Mahfudz


Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yang hanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya. Kehadiran sseorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata buatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yang panjang.

Ibu telah mendidikku semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu. Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu.

Aku menghalang diriku dari mengenali lelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu, apa lagi memahami mereka. Karena itulah aku sekuat ‘kodrat yang lemah ini’ membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih suka berada di rumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Aku sering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah aku bersangka buruk terhadap kaummu, tetapi lebih baik aku berwaspada karena contoh banyak di depan mata.

Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku atau coba merayuku. Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelaki ajnabi (asing) karena Sayyidah Aisyah r.a pernah berpesan, “Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki.” Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan ALLAH kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.

Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.

Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.

Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….

Post Situs Web By:Muslimah Sholehah
http://andikaalbanjariiiyahoocom.blogspot.com/2011/04/sebuah-penantiankhusus-akhwat-yang.html

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]:21)
Dari ayat tersebut telah jelas bahawa manusia diciptakan Allah dengan pasangannya. Jadi jangan merasa berkecil hati jika saat ini masih ada yang belum menemui jodohnya atau telah bertemu jodoh dan Allah berkehendak lain dengan jodoh tersebut
Urusan jodoh memang seringkali dikaitkan dengan “rahsia Tuhan” yang mengejutkan. Seseorang yang berparas menarik dan memiliki sekian kelebihan, tetapi tidak menemui pasangan. Sementara seseorang yang dipandang biasa-biasa saja lebih cepat berkahwin. Jodoh memang sudah ditentukannya tetapi bukan bererti kita cuma berdiam diri tanpa adanya usaha.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”  
Menemukan pasangan menuntut sejumlah usaha aktif yang komprehensif. Usaha-usaha positif dalam menemukan pasangan dapat disebut sebagai “menjemput jodoh”. Bagi orang yang beriman, berdoa adalah puncak segala usaha. Bahkan Islam menyebut doa sebagai silah al-mu’min (senjata mu’min).
Dalam mengenali pasangan, manusia tetap dibatasi kemampuannya untuk melihat pada aspek-aspek fizikal jasmani dan hal-hal yang nampak dimata. Sementara aspek batin yang tersembunyi tetaplah milik Allah. Solat Istikarah merupakan upaya untuk memohon kepada Tuhan dalam membantu memilih calon pasangan. Jangan terburu-buru untuk menolah atau menerima sebelum upaya berdoa ini dilakukan agar tidak salah pilih.
Begitu dahsyatnya keajaiban solat istikarah dalam memantapkan hati dalam menentukan pilihan, Bahawasanya orang yang telah melaksanakan solat istikarah hendaklah melaksanakan apa yang telah diazamkannya, baik hatinya menjadi terbuka maupun tidak
Bermunajat pada Allah dalam sepertiga malamnya memohon diberikan pilihan terbaik dalam hidupnya sebuah petunjuk dalam memantapkan hati mengenai  jodoh yang menjadi misteriNYA. 

Diatas Sajadah malam ini aku tertunduk pada gelap dan pekatnya malam,
meraba rahsia Mu Ya Allah atas jodoh yang kan kau pilihkan untukku
istikarah mencari jawapan untuk menggapai alhub fillah wa lillah
dalam doa ku bersimpuh pasrah
memohon datangnya jawapan kepada Sang Pemberi hidayah
bila jawapan itu masih menggantung di langit
maka turunkanlah
bila jawapan itu masih terpendam di perut bumi
maka keluarkanlah
bila jawapan itu sulit ku raih
maka mudahkanlah
bila jawapan itu masih jauh
maka dekatkanlah

Duhai kekasih sejati, Engkau Maha cahaya, Engkau Cahaya di atas Cahaya.
Dalam kerinduan mendalam, dalam tatih meniti Pintu Cahaya,
Aku di sini, bersimpuh untuk menjemput CINTA,
Cinta Seseorang Yang telah kau pilihkan semoga kan abadi di dunia dan Akhirat
“Ya Allah, Tuhan yang Maha Memiliki Rahsia, Tuhan yang Maha memegang kasih sayang seluruh jiwa kami, Tuhan yang Maha Penentu, Tuhan yang Maha Menyatukan jiwa-jiwa kami, ya Allah, aku merupakan hamba yang lemah, hamba yang tidak mampu mengawal diriku daripada fitrah seorang manusia yang memerlukan teman, memerlukan kekasih, memerlukan suami/isteri, memerlukan keluarga.
Ya Allah aku tidak mampu menahan diriku daripada terjeremus ke dalam kemaksiatan. Ya Allah, jika masanya telah tiba, jika apa yang aku mohon ini merupakan sesuatu yang terbaik disisiMu Ya Allah, terbaik buat agamaku Ya Allah, terbaik buat diriku, keluarga dan seluruh mukminin dan mukminat Ya Allah, maka aku memohon kepadaMu YaAllah agar aku ditemukan dengan jodoh yang terbaik di sisiMu Ya Allah. Setiap yang terbaik di sisiMu Ya Allah, pasti terbaik buat diriku Ya Allah.


Namun Ya Allah, jika masanya untuk dipertemukan dengan jodohku belum tiba YaAllah, maka Ya Allah, aku memohon kepadaMu agar Kau tunjukkan jalan-jalan untuk aku memiliki jodohku Ya Allah. Aku memohon agar Kau tunjukkan aku tuntutun-tuntutanMu yang perlu aku lakukan untuk memiliki jodohku Ya Allah. Ya Allah, Tuhan yang Maha Memakbulkan doa, Tuhan yang Maha Penentu jodoh, Ya Allah jauhilah aku daripada kemaksiatan, jauhilah aku daripada perkara-perkara yang tidak dapat memberikan manfaat, jauhilah aku daripada perkara-perkara yang Engkau murkai dan perkara-perkara yang menyesatkan diriku Ya Allah. Amin
Jadi, bagi yang belum bertemu jodoh, bersikap optimislah, temui serta jemputlah calon jodoh anda dengan ikhtiar yang maksimum. Yakinlah bahawa Allah telah menentukan segala sesuatu berpasang-pasangan. Mudah-mudahan Allah membimbing usaha anda untuk sampai kepada jodoh yang ditakdirkan. Amin.
Jangan menyerah kegagalan yang pernah terjadi dalam menjemput jodoh bukan bererti kegagalan selamanya.
Satu prinsip yang kan selalu melekat dihati ” La Tahzan Innalloha Ma’ana”
Senyum terindah untuk jodoh yang Allah telah persiapkan.

10 CIRI SIFAT BIDADARI


SIFAT BIDADARI DUNIA " Wanita Muslimah *♥* ✿♥✿ •*¨`**♥ ~> ♫ ♥ ✿ ♥♫ <~ ♥**´*¨`*• ✿♥✿ Ada 10 (Sepuluh) Sifat dan jika semuanya terdapat pada diri seorang WANITA, maka dia berhak mendapatkan Kabar Gembira, Yakni SYURGA yang luasnya Seluas Langit dan Bumi ...SUBHANALLOH . . . Di Antara Ke-Sepuluh Sifat itu .Adalah :
1 : Iman kepada ALLOH Azza Wa Jalla : Iman yang menjadikan Pengawasan ALLOH lebih dekat kepada diri-nya dari urat leher.Dia selalu mengingat ALLOH pada saat sendiri ataupun bersama,pada saat Rahasia dan terbuka ,pada saat Sulit dan Mudah. . . Alloh Azza Wa Jalla.Berfirman : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS.An Nahl :97)
2.  Berdiam Diri di Rumah dan tidak Bertabaruj (Bersolek untuk Orang Lain) Hal ini di tetapkan karena para perusak Iman menginginkan wanita keluar dari rumah "Khususnya" di negara yang berdiri di atas Syari'at Islam "Qur'an dan Sunnah"Para perusak itu menginginkan agar WANITA Bertabaruj (Bersolek untuk Orang Lain) dan membuang rasa malu-nya,sehingga dia berperilaku sebagai wanita'' pada masa Jahiliyah .Mereka mengikut sertakan "baca : WANITA" di segala bidang kerja. ALLOH Azza Wa Jalla .Berfirman : dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.(QS.Al Ahzab :33)
3.  Menundukan Pandangan dan Menjaga Diri-nya. ALLOH Azza Wa Jalla.Berfirman : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (QS.An Nuur :31) Yakni pada kebimbangan dan Syhwat ,dia menundukan pandangan dan tidak melihat kepada laki'' yang bukan Mahrom'a . . .
4.  Menjaga Lisan-nya dari GHIBAH (Menggunjing) dan Namimah (Adu Domba). ALLOH Azza Wa Jalla .Berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS.Al Hujuraat :12) Dan perkara yang paling banyak "merajalela" yang terjadi di kalangan Wanita "Naudzubillah" adalah :Menggunjing,Mencibir dan Mencela Orang lain,Khususnya kepada sesama kaum wanita . . .
5.  Menjaga Pendengaran-nya dari Nyanyian,Ucapan Kotor dan Sejenis-nya. Haramnya Lagu & NyanyianTermasuk dalam Madzhab Hanafi,Maliki,Syafi'i dan Hambali. Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam.Bersabda : Niscaya Akan muncul di suatu Jaman kaum dari Umatku yang menghalalkan Zina,Sutera,Khamr dan Alat-alat Musik (HR.Bukhari) ALLOH Azza Wa Jalla .Berfirman : Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS.Luqman :6)
6.  Menghormati Suami ,Menunaikan Hak-nya, Berusaha Membuat-nya Tentram dan Mentaatinya dalam Ketaatan kepada ALLOH . . . Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam.Bersabda : Apabila seorang Wanita Menunaikan Sholat 5 waktu, Berpuasa di Bulan Puasa,Taat kepada Suaminya Niscaya dia masuk Syurga Tuhan-nya (HR.Ahmad :1664)
7.  Hemat dalam Kehidupan ,Tidak Boros dalam Makanan,Pakaian dan tempat tinggal.Wanita MUSLIMAH hendaknya Menginfakan Kelebihan Hartanya di Jalan ALLOH,dimana ALLOH menyimpan pahalanya di Sisi-Nya. . . ALLOH Azza Wa Jalla .Berfirman : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS.Al Israa' :27)
8.  Tidak Menyerupai Laki-Laki Wanita MUSLIMAH berusaha tidak meniru laki-laki dalam cara apapun,yang menjadi kekhususan bagi Laki-laki . Jangan mengubah Ciptaan ALLOH . dimana telah ALLOH ciptakan di atasnya.. Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam.Bersabda : ALLOH telah melaknat Para WANITA yang menyurupai Laki-Laki (HR.Bukhari) dalam Hadits lain: ALLOH telah melaknat Washilah dan Mustaushilah (HR.Bukhari) Yang pertama adalah Wanita yang telah menyambung Rambutnya dan wanita yang meminta akan hal itu . . ALLOH telah melaknat Namishah dan Mutanammisha (HR.Bukhari) Wanita yang telah Mencukur Alisnya dan Menipiskan-nya ..Semoga ALLOH melimpahkan taufiq dan Hidayah-nya untuk Mereka "WANITA" . . .
9.  Berusaha Menjaga Sholat-Sholat,Puasa-Puasa dan Sedekah-Sedekah Sunnah. ALLOH Azza Wa Jalla .Berfirman : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (QS.Al Baqarah :286) Karena Wanita memiliki Kesibukan di rumah ,khususnya terhadap Anak-anaknya..akan tetapi dia tidak melupakan bagiannya,terutama AL-QUR'AN danDZIKIR...
1.0: Hendak-nya dia menjadi seorang Da'i di kalangan Para Wanita,menyeru kepada kebaikan dan melarang dari Kemungkaran : Karena pada umumnya laki-laki tidak bisa berdakwa di kalngan kaum wanita.ia tidak bisa mengatasi masalah'' mereka dan tidak bisa Berkhalwat (Berduaan) denagn mereka.. Saya memohon Taufiq dan Hidayah-Nya untuk Diriku dan Semua Kaum MUSLIMIN agar menjadikan Wanita "Istri-Istri" dan Anak-anak kita ,Orang-orang yang Shalih dan Qurratu A'yun (Penyejuk Hati) bagi kita . . .Wallahu'alam Bishawab.. .♥✿✿•*¨`*•.♥✿♥✿ •*Amiin ya Robbul 'alamiin

Selasa, 13 September 2011

SAATNYA UNTUK SEGERA MENIKAH


SAYA tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya.
Banyak orang menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan akhirnya mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yang mau serius.
Lingkaran Ketakutan
Bila di usia dua puluh tahunan, umumnya para bujangan menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan. Namun di usia menjelang tiga puluh hingga tiga puluh lima sudah berubah lagi masalahnya.
Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan pendamping dengan kriteria yang kadang sulit dipenuhi.
Seperti hukum kategori, semakin banyak kriteria semakin sedikit yang masuk kategori. Begitu pula “kriteria tentang jodoh”, ketika menetapkan kriteria yang terlalu banyak maka akhirnya tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita.
Sementara wanita yang sudah berusia sekitar 35 tahun, masalahnya bukan kriteria tetapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya?
Ketika usia sudah 40-an, ketakutan kaum laki-laki sudah berbeda lagi, kecuali bagi mereka yang tetap terjaga hatinya.
Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia 40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik.
Lebih-lebih lagi ketika usia beranjak 50 tahun, ada ketakutan lain yang mencekam. Yakni kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil.
Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasihati.

Abu Hurarirah radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: ”Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridha akan agama dan akhlaknya maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar di permukaan bumi” (HR. Tirmidzi)
Tiada Iman, Muncul Putus Asa
Jangan ditunda-tunda apa yang menghimpit saudara kita sehingga mereka sanggup menitiskan air mata.
Awalnya adalah karena mereka menunda apa yang harus disegerakan, mempersulit apa yang seharusnya dimudahkan. Padahal Rasulullah s.a.w. berpesan:
Wahai Ali, ada Tiga perkara jangan ditunda-tunda; apabila Solat telah tiba waktunya, Jenazah apabila telah siap penguburannya, dan perempuan apabila telah datang laki-laki yang sepadan meminangnya." (HR Ahmad)
Hadits ini menujukkan agar tidak boleh mempersulit pernikahan baik langsung maupun tak langsung. Secara 'lansung' adalah menuntut mahar yang terlalu tinggi. Atau yang sejenis dengan itu. Ada lagi yang 'tidak secara langsung'.
Mereka membuat kebiasaan yang mempersulit, meski nyata-nyata menuntut mahar yang tinggi atau resepsi yang mewah.
Sebagian orang mengadakan acara peminangan sebagai acara tersendiri yang tidak boleh kalah mewah dari resepsi pernikahan sebahagian lainnya melazimkan acara penyerahan hadiah atau wang belanja untuk biaya pernikahan secara tersendiri.
Bila seseorang tak kuat menahan beban, maka bisa saja melakukan penundaan pernikahan semata-mata hanya karena masalah ini.
Kita sangat khawatir akan keruhnya niat dan bergesernya tujuan, sehingga pernikahan itu kehilangan barokahnya. Naudzubillah!
Penyebab lain adalah lemahnya keyakinan kita bahwa Allah pasti akan memberi rezeki atau boleh jadi cerminan dari sifat tidak qona'ah (mencukupkan diri dengan yang ada).
Pilihlah Yang Bertaqwa
Suatu saat ada yang datang menemui Al Hasan (cucu Rasulullah). Ia ingin bertanya sebaiknya dengan siapa putrinya menikah? Maka Al Hasan r.a berkata:
"Kawinkanlah dia dengan orang yang bertakwa kepada Allah. Ini karena, jika laki-laki mencintainya, ia memuliakannya, dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak akan berbuat zalim kepadanya."
Nasihat Al- Hasan menuntun kita untuk menjernihkan fikiran. Jika kita menikah dengan orang yang bertakwa, cinta yang semula tiada meski cuma benihnya, dapat bersemi indah karena komitmen yang memenuhi jiwa. Wallahu alam bi showwab.* 
Sumber : iluvislam
Red: Cholis Akbar
SAHABAT Bilal melamar seorang wanita Quraisy (suku terhormat) untuk dinikahkan dengan saudaranya. Ia berkata kepada keluarga wanita Quraisy, “Kalian telah mengetahui keberadaan kami. Dahulu kami adalah para hamba sahaya, lalu kami dimerdekakan Allah l. Kami dahulu adalah orang-orang tersesat, lalu kami diberikan hidayah oleh Allah l. Kami dulunya fakir, lalu kami dijadikan kaya oleh-Nya. Kini, kami akan melamar wanita Fulanah ini untuk dijodohkan dengan saudaraku. Jika kalian menerimanya, maka alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Dan, bila kalian menolak, maka Allahu akbar (Allah Maha Besar).”
Anggota keluarga wanita itu tampak saling memandang satu dengan yang lainnya. Mereka lalu berkata, “Bilal termasuk orang yang kita kenal kepeloporan, kepahlawanan, dan kedudukannya di sisi Rasulullah n. Maka, nikahkanlah saudaranya dengan putri kita.” Mereka lalu menikahkan saudara Bilal dengan wanita Quraisy tersebut. Usai itu, saudara Bilal berkata kepada Bilal, “Mudah-mudahan Allah l mengampuni. Apa engkau menuturkan kepeloporan dan kepahlawanan kami bersama dengan Rasulullah, sedang engkau tidak menuturkan hal-hal selain itu?”
Bilal menjawab, “Diamlah saudaraku, kamu jujur, dan kejujuran itulah yang menjadikan kamu menikah dengannnya.” (Al Mustathraf, I : 356).
Tidak mudah memang mengambil langkah besar melamar seorang wanita. Di manapun lelaki biasanya merasa deg-degan untuk memulainya. Ada perasaan takut ditolak serta harapan untuk diterima membuat langkah jadi maju-mundur. Tapi, memang harus ada keberanian untuk mencoba agar jelas dan tak mati penasaran dibuatnya. Mungkin, perasaan ini mewakili mayoritas perasaan kaum laki-laki.
Maklum, dalam proses mewujudkan harapan berumah tangga banyak rintangan dan tantangan yang menghadang seseorang. Salah satunya adalah masalah khitbah (melamar calon istri). Banyak pernik-pernik yang menghiasi perjalanan seseorang dalam proses lamarannya.
Namun, tidak selamanya pinangan berujung pada pernikahan. Kadang kala, pinangan harus berhenti sebelum dilangsungkannya ijab qabul, dalam arti tidak selamanya pinangan harus diterima oleh yang pihak yang meminang, atau orang yang meminang mengurunkan niatannya untuk melangkah lebih jauh, yakni pernikahan. Berikut ini akan dibahas seputar perjalanan sebuah pinangan yang kandas di tengah jalan. Bagaimana kita menyikapinya dan apa yang musti kita lakukan ketika kita membatalkan pinangan?
Hukum meminang
Khitbah atau meminang bukanlah syarat sahnya sebuah pernikahan. Seandainya sebuah pernikahan dilaksanakan tanpa khitbah sekalipun, pernikahan tersebut tetap sah. Pada umumnya, khitbah merupakan jalan menuju pernikahan. Menurut jumhur ulama, khitbah itu diperbolehkan, sesuai dengan firman Allah swt, “Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu…” (Al-Baqarah [2] : 235)
Pendapat yang dipercaya oleh para pengikut mazhab Syafi‘i adalah khitbah hukumnya sunnah, sesuai dengan perbuatan Rasulullah n, di mana beliau meminang Aisyah binti Abu Bakar dan Hafshah binti Umar c. Hal ini boleh dilakukan jika pada diri wanita tersebut tidak ada penghalang yang membuatnya tidak boleh dinikahi. Jika ada penghalang, maka khitbah tidak boleh dilakukan.
Dalam kitab Hasyiyah ‘alal Muhalla, Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi berkata, “Sesungguhnya khitbah itu memiliki hukum yang sama dengan hukum pernikahan, yaitu; wajib, sunnah, makruh, haram, ataupun mubah. Sunnah jika pria yang akan meminang termasuk orang yang disunnahkan untuk menikah. Contohnya, orang yang telah memiliki kemampuan untuk menikah, dan ia tidak merasa khawatir dirinya akan terjerumus dalam perzinaan. Makruh, jika pria yang akan meminang termasuk orang yang dimakruhkan baginya untuk menikah. Sebab, hukum sarana itu mengikuti hukum tujuan.
Khitbah yang hukumnya diharamkan menurut ijma‘ adalah mengkhitbah wanita yang sudah menikah, mengkhitbah wanita yang ditalak dengan talak raj‘i sebelum selesai masa iddahnya, sebab statusnya masih sebagai wanita yang telah menikah.
Sedangkan, khitbah juga diharamkan bagi orang yang memiliki empat istri, termasuk khitbah terhadap wanita yang antara dirinya dan istri si peminang diharamkan untuk disatukan sebagai istri, mengkhitbah wanita yang sudah dikhitbah oleh orang lain dan lain-lain yang akan dijelaskan nanti.
Khitbah hukumnya wajib bagi orang yang merasa khawatir akan terjerumus dalam perzinaan jika tidak segera meminang dan menikah. Sedangkan, khitbah hukumnya mubah dan halal jika wanita tersebut dalam kondisi kosong dari pernikahan, serta tidak ada suatu halangan hukum yang menghalangi untuk dilamar.
Membatalkan Pinangan
Perlu dipahami sebelumnya bahwa pinangan itu bukanlah ikatan. Ia hanyalah janji untuk mengikat suatu. Sedangkan janji untuk mengikat suatu itu tidak selalu harus terlaksana, menurut jumhur ulama. Sehingga, sang wali tidak salah bila menarik kembali jawabannya bila ia melihat adanya suatu maslahat bagi wanita yang dipinang.
Wanita yang dipinang itu sendiri tidak ada salahnya bila ia menarik kembali janjinya bila tidak menyukai si peminang. Sebab, nikah merupakan ikatan seumur hidup, di mana kekhawatiran akan terus-menerus ada di dalamnya. Karena itu, wanita yang hendak menikah harus berhati-hati dengan dirinya sendiri dan memperhatikan keberuntungannya.
Akan tetapi, apabila wali atau tunangan menarik kembali janji tersebut tanpa tujuan apa pun, hal itu tidak dibenarkan. Karena itu termasuk pengingkaran janji dan menjilat ludah sendiri. Namun, hukumnya tidak sampai haram, karena sebenarnya itu belum wajib baginya. Ini seperti seseorang yang menawar suatu barang kemudian muncul niat pada dirinya untuk tidak jadi membelinya.
Seorang peminang juga makruh meninggalkan wanita yang telah dilamarnya, bila sang wanita telah cenderung kepadanya, sementara para peminang yang lain telah tertutup jalannya untuk meminangnya, karena ia hanya tertarik kepada si peminang itu.
Atas dasar inilah, hukum membatalkan lamaran  sesudah adanya kecenderungan masing-masing pihak itu berbeda-beda, menurut perbedaan penyebabnya :
1.    Bila pembatalan tersebut karena tujuan yang benar, maka hal itu tidak makruh.
2.    Bila pembatalan tersebut tidak ada sebabnya, maka hal itu makruh, karena itu dapat membuat hati orang lain hancur. Bahkan, pembatalan tersebut bisa sampai ke tingkatan haram, yaitu apabila si wanita telah menaruh kecenderungan kepada si peminang, sementara para peminang yang lain telah tertutup jalannya untuk meminang dirinya, kemudian si peminang itu membatalkan pinangannya. Allah l berfirman, “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Ash-Shaff [61] : 3).
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda:

آيَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلاَثٌ، إِذَا حَدَثَ كَذَبَ، وَإِذَا أؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ


”Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; bila berbicara ia berdusta, bila dipercaya ia khianat, dan bila berjanji ia menyelisihi.”

3.    Bila pembatalan tersebut disebabkan adanya peminang lain yang datang kepadanya, maka hal ini adalah haram, berdasarkan apa yang telah kita bahas sebelumnya.

Etika Menolak Pinangan

Sebagai agama yang menekankan kasih sayang di tengah-tengah umatnya, Islam memerintahkan agar kita menghargai perasaan orang lain. Tak ketinggalan, dalam masalah pinangan, Islam memberikan suri tauladan yang baik bagaimana kode etik dalam menolak sebuah pinangan, bilamana jalan tersebut adalah pilihan terbaik bagi seseorang.
Dalam Islam, seorang wanita juga boleh menawarkan dirinya sendiri kepada seorang laki-laki shalih agar menikahinya, jika aman dari fitnah. Hal ini pernah terjadi dalam kisah seorang wanita yang menawarkan dirinya kepada Nabi n. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bab ‘Ardhil Mar‘ati Nafsaha ‘alar Rajulish Shalih, dari hadits Sahl bin Sa‘ad, bahwa ada seorang wanita yang menawarkan dirinya kepada Nabi n. Kemudian ada seseorang yang berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, nikahkanlah saya dengannya.” “Apa yang kamu miliki (sebagai maharnya)?” tanya beliau. “Saya tidak memiliki apa-apa.” “Pergi dan carilah walaupun hanya cincin yang terbuat dari besi.”
Orang itu pun pergi lalu kembali lagi seraya berkata, “Demi Allah, saya tidak mendapatkan sesuatu walaupun hanya sebuah cincin yang terbuat dari besi. Namun, saya memiliki sarung ini, dan wanita tersebut berhak atas setengah sarung ini.” Sahl menambahkan, “Orang tersebut tidak memiliki pakaian sama sekali (kecuali sarungnya).” Maka Rasulullah bersabda, ‘Apa yang dapat engkau perbuat dengan setengah sarungmu itu, saat engkau memakainya?” Setelah duduk lama, orang itu pun beranjak pergi.
Saat beliau melihatnya, beliau pun memanggilnya—atau dipanggil untuk menghadap beliau--. Beliau bertanya kepadanya, “Apakah engkau memiliki hafalan Al-Quran?” “Saya hafal surat ini dan itu—yaitu beberapa surat--.” Nabi n lalu bersabda, “Aku menjadikan wanita itu sebagai milik (istri) mu dengan mahar hafalan Al-Quran yang ada padamu.”
Demikian pula, seorang wali boleh menawarkan wanita yang perwaliannya ada di tangannya kepada orang-orang yang memiliki kebaikan. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Umar bin Khaththab ketika menawarkan putrinya, Hafshah x, kepada Utsman bin Affan, lalu kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq c.
Bukhari telah meriwayatkan dalam hadits no. 5122, kitab An-Nikah, dari Abdullah bin Umar c bahwa ia berkata, “Tatkala Hafshah binti Umar menjadi janda setelah bercerai dengan Khunais bin Hudzafah As-Sahmi—salah seorang sahabat Rasulullah n yang wafat di Madinah--, maka Umar bin Khaththab berkata, ‘Aku mendatangi Utsman bin Affan dan aku tawarkan Hafshah kepadanya. Utsman menjawab, ‘Saya akan mempertimbangkannya.’ Aku menunggu selama beberapa malam. Kemudian ia menemuiku seraya berkata, ‘Saya pikir, pada waktu ini aku belum berminat untuk menikah.’”
Umar melanjutkan, “Aku lalu menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan menikahkanmu dengan Hafshah binti Umar.’ Abu Bakar hanya diam dan tidak memberi jawaban kepadaku. Maka, aku pun tahu bahwa ia akan menjawab sebagaimana jawaban Utsman. Lantas, aku pun berdiam diri selama beberapa malam. Beberapa malam kemudian, Rasulullah n meminang Hafshah, maka aku pun menikahkannya untuk beliau. Setelah itu, Abu Bakar menemuiku seraya berkata, ‘Barangkali engkau marah kepadaku saat engkau menawarkan Hafshah dan aku tidak memberi jawaban kepadamu?’ Aku pun menjawab, ‘Benar.’
Abu Bakar berkata, ‘Tidak ada yang mencegahku untuk memberikan jawaban kepadamu atas sesuatu yang engkau tawarkan kepadaku, melainkan karena aku telah mendengar bahwa Rasulullah n telah menyebut-nyebut namanya (Hafshah). Dan, aku tidak mau membuka rahasia beliau. Seandainya beliau tidak menikahinya, tentu aku akan menerimanya’.”
Dalam Fathul Bari, IX : 178, Al-Hafizh Ibnu Hajar memberikan ulasan hadits ini dengan pernyataannya, “Dalam hadits tersebut terdapat dalil mengenai bolehnya seseorang untuk menawarkan anak perempuannya atau wanita-wanita lain yang menjadi tanggung jawabnya kepada seseorang yang dipercaya kebaikan dan keshalihannya. Sebab, dalam hal ini ada manfaat bagi orang yang ditawarkan dan ia tidak merasa malu dalam hal tersebut.
Hadits tersebut juga menunjukkan bahwa menawarkan seorang wanita kepada orang yang telah beristri tidak ada salahnya. Sebab, pada saat itu, Abu Bakar pun telah beristri. Bahkan, persoalan semacam ini juga telah berlaku dalam syari‘at umat sebelum kita. Yaitu, Nabi Syu‘aib, orang shalih, yang telah berkata kepada Musa q seperti yang disebutkan dalam al-Quran, “Dia (Syu’aib) berkata, ‘Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun.” (Al-Qashash [28] : 178). Riwayat-riwayat di atas juga menunjukkan dibolehkannya menolak tawaran. Tapi, tentunya harus dengan cara yang baik.
Secara khusus, seorang wanita dibolehkan menolak sebuah pinangan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, “Seorang janda tidak boleh dinikahkan sebelum dimintai izin. Seorang gadis tidak boleh dinikahkan sebelum dimintai persetujuan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulallah, bagaimana tanda persetujuan seorang gadis?” Beliau menjawab, “Tanda persetujuannya adalah diamnya.” (HR. Bukhari, Muslim dan selainnya)
Hadits di atas secara jelas menunjukkan bahwa bila seorang laki-laki ingin menikahi seorang wanita, baik janda ataupun gadis, maka harus dengan izin atau persetujuan wanita itu terlebih dahulu. Itu berarti seorang wanita mempunyai hak untuk menerima atau menolak lamaran seseorang. Karena pembatalan juga menunjukkan ketidaksetujuan untuk dinikahi, dan cukuplah hadits di atas sebagai dalilnya.
Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa ada seorang gadis menemui Rasulullah lalu bercerita tentang ayahnya yang menikahkannya dengan laki-laki yang tidak ia sukai. Maka, Rasulullah memberi hak kepadanya untuk memilih.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). Dalam riwayat Ahmad dan Nasa'i disebutkan bahwa wanita tersebut, lalu ia berkata, “Aku telah mengizinkan apa yg dilakukan bapakku itu. Hanya saja, aku ingin kaum wanita tahu bahwa seorang ayah itu tidak berhak memaksa anaknya kawin dengan seseorang.”
Dengan demikian, maka membatalkan pinangan itu dibolehkan, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan, dengan tetap melihat kemashlahatan kedua belah pihak. Sehingga, kalaupun pinangan harus pupus di tengah jalan, namun ukhuwah islamiyah tetap terjalan dan tidak sampai tali silaturrahmi terputus. Hal tersebut dapat terwujud bilamana setiap muslim menyadari bahwa permasalahan jodoh adalah salah satu bagian dari takdir dari Allah Ta'ala.*
Abu Hudzaifah, Lc. Penulis adalah penerjemah dan penulis buku-buku islami

Red: Cholis Akbar